Universitas atau Pabrik Ijazah? Mengkritisi Kualitas Perguruan Tinggi di Indonesia

Di Indonesia, perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat mencetak generasi cerdas, kritis, dan siap bersaing di dunia kerja. Namun, realitanya slot server kamboja tak selalu seindah harapan. Fenomena “pabrik ijazah” mulai marak dibicarakan, di mana perguruan tinggi dianggap hanya fokus meluluskan mahasiswa demi angka, bukan membentuk kompetensi yang mumpuni.
Masalah ini muncul dari berbagai faktor: kurikulum yang tidak relevan dengan perkembangan zaman, minimnya dosen berkualitas, hingga orientasi bisnis yang lebih menekankan keuntungan finansial dibanding kualitas pendidikan. Akibatnya, banyak lulusan yang memegang ijazah, tetapi kesulitan bersaing karena keterampilan yang dimiliki tidak sesuai kebutuhan industri.
Baca juga: Analisis Kritis Sistem Pendidikan Indonesia di Era Digital
Selain itu, ada pula perguruan tinggi yang mengandalkan fasilitas seadanya, tanpa dukungan riset yang memadai. Mahasiswa akhirnya hanya belajar teori tanpa praktik yang aplikatif. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menurunkan daya saing bangsa di tingkat global.
Peningkatan kualitas perguruan tinggi memerlukan langkah tegas: perbaikan akreditasi, pengawasan ketat terhadap standar akademik, serta kerjasama yang lebih erat dengan dunia industri. Perguruan tinggi seharusnya menjadi pusat inovasi dan pembelajaran sejati, bukan sekadar jalur cepat menuju selembar kertas bernama ijazah.
Leave a Reply